Harvesting Quality Chemistry Solutions
Cooling water :
Permasalahan & Solusi
Menara pendingin merupakan komponen penting dalam sistem pendingin industri yang berfungsi untuk membuang panas yang dihasilkan oleh proses pendinginan. Pada proses pendinginan, energi panas dari proses yang didinginkan ditransfer ke air pendingin yang beredar dalam sistem pendingin. Air pendingin tersebut kemudian akan dialirkan ke dalam menara pendingin untuk membuang panas ke lingkungan sekitarnya.
Kegunaan menara pendingin dapat dijelaskan sebagai berikut:
-
Mendinginkan air: Menara pendingin berfungsi untuk mendinginkan air pendingin yang telah menyerap panas dari proses yang didinginkan. Air pendingin tersebut akan disirkulasikan ke dalam menara pendingin dan didinginkan kembali sebelum disirkulasikan kembali ke proses pendinginan.
-
Memperpanjang umur peralatan: Dengan mendinginkan air pendingin, suhu alat-alat dan mesin dalam sistem pendingin dapat dipertahankan pada suhu yang aman dan dapat memperpanjang umur peralatan tersebut.
-
Menghemat biaya energi: Dengan menggunakan menara pendingin, proses pendinginan dapat dijalankan secara efisien dengan menghemat energi. Menara pendingin memungkinkan air pendingin untuk didinginkan kembali sebelum digunakan kembali dalam proses pendinginan, sehingga tidak perlu terus-menerus menggunakan air yang baru dan energi yang lebih banyak.
-
Mengurangi dampak lingkungan: Dalam proses pendinginan, air yang digunakan harus dibuang dan mempengaruhi kualitas lingkungan. Dengan menggunakan menara pendingin, air pendingin dapat didaur ulang dan tidak perlu terus-menerus membuang air ke lingkungan.
Karena fungsinya yang penting dalam sistem pendingin, menara pendingin banyak digunakan pada industri yang membutuhkan proses pendinginan seperti pabrik, pembangkit listrik, dan industri pengolahan kimia.
Sumber permasalahan
Namun, proses pengolahan air di menara pendingin terbuka dapat menimbulkan beberapa masalah, antara lain:
Kerak / Scale
Kerak atau endapan mineral pada proses pengolahan air di menara pendingin terjadi karena adanya mineral yang terkandung dalam air dan bereaksi dengan lingkungan sekitarnya, terutama suhu dan tekanan. Mineral yang sering terdapat dalam air adalah kalsium karbonat CaCO3, magnesium sulfat MgSO4, dan silika MgO:XSiO2•H2O. Ketika air dipanaskan atau mengalami perubahan suhu dan tekanan, mineral tersebut dapat bereaksi dan membentuk endapan mineral pada permukaan pipa dan permukaan menara pendingin.
Mekanisme terjadinya kerak atau endapan mineral pada proses pengolahan air di menara pendingin dapat dijelaskan sebagai berikut:
Terjadinya presipitasi: Presipitasi adalah reaksi kimia antara mineral yang terkandung dalam air dengan lingkungan sekitarnya, seperti suhu dan tekanan. Reaksi ini menghasilkan endapan mineral yang menempel pada permukaan pipa atau permukaan menara pendingin.
Pembentukan lapisan: Endapan mineral yang menempel pada permukaan pipa atau permukaan menara pendingin akan membentuk lapisan yang semakin tebal seiring waktu. Lapisan ini dapat menyebabkan pembatasan aliran air, penurunan efisiensi pendinginan, dan bahkan kerusakan pada pipa atau komponen sistem pendingin.
Pertumbuhan alga dan bakteri: Endapan mineral pada permukaan pipa atau permukaan menara pendingin juga dapat menjadi tempat yang ideal untuk pertumbuhan alga dan bakteri. Pertumbuhan alga dan bakteri ini dapat meningkatkan pembentukan endapan mineral yang lebih tebal dan merusak sistem pendingin.
Oleh karena itu, diperlukan tindakan pencegahan untuk mencegah terbentuknya kerak atau endapan mineral pada sistem pendingin terbuka, seperti menggunakan bahan kimia pencegah endapan mineral, melakukan pengawasan terhadap kualitas air, dan melakukan perawatan dan pemeliharaan rutin pada sistem pendingin terbuka.
Korosi / Corrosion
Ya, korosi merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada proses pengolahan air di menara pendingin terbuka. Korosi adalah proses degradasi atau kerusakan pada logam akibat interaksi dengan lingkungan sekitarnya, terutama air. Korosi dapat menyebabkan kerusakan pada pipa, komponen, dan sistem pendingin, yang dapat mengganggu efisiensi dan keamanan sistem.
Korosi pada sistem pendingin terbuka dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti keasaman dan kandungan oksigen dalam air, keberadaan bakteri yang menyebabkan korosi, dan kerak mineral yang membentuk lapisan pada permukaan logam, yang kemudian memicu korosi.
Pembentukan alga dan bakteri pada proses pengolahan air di menara pendingin terjadi karena adanya nutrisi, cahaya matahari, dan suhu yang cukup untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Air yang digunakan dalam sistem pendingin terbuka dapat menjadi tempat yang ideal untuk pertumbuhan alga dan bakteri karena nutrisi yang terkandung dalam air seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dapat digunakan sebagai sumber makanan oleh mikroorganisme tersebut.
Mekanisme pembentukan alga dan bakteri pada proses pengolahan air di menara pendingin dapat dijelaskan sebagai berikut:
-
Nutrisi: Nutrisi yang terkandung dalam air seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dapat digunakan oleh alga dan bakteri sebagai sumber makanan. Kehadiran nutrisi dalam air dapat menjadi faktor utama dalam pembentukan alga dan bakteri.
Mikro organisme
-
Cahaya matahari: Alga membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis, sehingga mereka akan tumbuh lebih cepat pada tempat yang terkena sinar matahari secara langsung. Pada sistem pendingin terbuka, cahaya matahari dapat masuk ke dalam air dan membantu pertumbuhan alga.
-
Suhu: Suhu yang optimal untuk pertumbuhan alga dan bakteri adalah antara 20-35 derajat Celsius. Pada sistem pendingin terbuka, suhu air cenderung berada dalam kisaran ini, sehingga kondisi ini juga dapat mendukung pertumbuhan alga dan bakteri.
-
pH: Alga dan bakteri dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang memiliki pH netral atau sedikit basa, yaitu antara 7-8,5. Jika pH air sistem pendingin terlalu asam atau terlalu basa, pertumbuhan alga dan bakteri dapat terhambat.
Pertumbuhan alga dan bakteri pada sistem pendingin terbuka dapat menyebabkan kerusakan pada pipa dan komponen sistem pendingin, sehingga diperlukan tindakan pencegahan untuk mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme tersebut, seperti dengan menggunakan bahan kimia penghambat pertumbuhan alga dan bakteri, melakukan pengawasan kualitas air, serta melakukan perawatan dan pemeliharaan rutin pada sistem pendingin terbuka.
Oleh karena itu, diperlukan tindakan pencegahan untuk mencegah korosi pada sistem pendingin terbuka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengawasan dan pengendalian kualitas air, dengan mengatur pH dan kandungan oksigen dalam air,